Laman

Rabu, 16 Mei 2012

artikel

Hay mahasiswa apa yang kau lakukan membelakangi yang harus dilakukan Inilah kehidupan kami sebagai mahasiswa dengan segudang talenta membuat kami lupa tujuan kami sebelumnya. Lupa akan impian besar kami tempo dulu. Waktu SD tak sedikitpun terlintas menjadi mahasiswa, impian waktu itu hanyalah bermain, kelak ketika dewasa menjadi manusia yang dikagumi, membanggakan keluarga, kalau perlu menjadikan teman iri pada kami. Kami sadar orang tua kami tidak cukup uang untuk menyekolahkan kami sampai sarjana. SD,SMP,SMA telah kami lewati meski sedikit krikil dan kesabaran berjalan bersamaan. Sehingga sempat dalam hati kami berjanji, kami meminta , kami harap, kepada Allah, ingin rasanya kami kuliah, kami janji akan belajar giat, meraih prestasi, menjadi kebanggaan ayah ibu, menjadi contoh, meraih mimpi-mimpi besar kami tempo dulu. Sekarang kami telah menjadi mahasiswa sekarang apa yang kami lakukan ?? apakah benar kami membuat bangga mereka, apakah benar kami berprestasi, diluar dugaan kami, krikil kecil sewaktu memperjuangkan sekolah dulu berubah menjadi batu besar yang menimpa kami, kesabaran yang dulu menyertai kami sekarang kepasrahan pada hawa nafsu yangbersemayam dalam diri kami. Menjadikan batu yang menghadang kami semakin besar dan membuat kami meyerah pada arus, arus moral sesat mahasiswa yang jelas-jelas merusak kami, itu semua Karena tipisnya iman yang ada dalam kalbu kami. Kadang kami bertanya dalam hati apakah masih ada kesempatan untuk bangkit? Seolah kami malu melangkah, dan seolah Allah tidak mau menatap kami lagi, melihat diri kami yang hitam karna terbawa arus pergaulan tanpa kendali. Teori-teori kebaikan sering kami dengar bahkan sesekali kami ucapkan itulah setan yang membantu mengikis keimananku. Bukan salah setan, kami dengar Allah memberi kami pendengaran, penglihatan dan mata hati tapi seolah hati kami mati dan yang membunuh hati kami adalah kami sendiri. Berbagai tameng kami gunakan guna menutup keburukan kami, berbagai alasan kebaikan kami syiarkan melindungi dosa-dosa kami, dosa kecil menurut kami tapi mungkin dosa kecil itu menggunung menjadi dosa besar. Gejolak muda kami membuat kami lupa diri, kekuatan muda kami membuat kami percaya diri dan berbagai talenta kami membuat kami berani tak perduli, masa bodoh hidup diakherat, umur kami yang muda membuat kami yakin ada waktu untuk bertaubat. Jika kami merenung dalam kesendirian, dalam kegelapan, mengingat mereka dibalik hidup kami dulu sebelum menjadi mahasiswa, ingin rasanya kami menangis dalam kesendirian yang menurut kami tidak ada gunanya. Kami iri pada mereka yang perduli pada kemiskinan, ketidakadilan, dan kerusakan alam, bahwa begitu mulianya mereka mahasiswa yang berguna, adakah waktu kami untuk berubah?? Tunjukan jalannya Allah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar