Laman

Senin, 18 Juni 2012

puisi"menghayal"

MENGHAYAL
Terdengar bisik angin membelai rambutku
Suara jangkrik nan jauh terdengar jelas ditelingaku
Dinginnya malam menyengat kalbu
Rintik hujan bagai irama sahdu
Temenung dalam kegelapan
Bertriak dalam kesendirian
Terbayang angan nan jauh
Impian-impian indah
Menari dalam kepala
Semakin ku lihat semakin indah
Terasa tak berujung
Dalam perjalanan hayalku
Terdengar lirih suara kalbu
“jangan tinggi nanti kau jatuh”
24 feb 2011

puisi "keledai Bangsa"

Keledai bangsa
Bangga meniru
Terbang pujian
Apa yang diajarkan
Menjadi digugu dan ditiru
Bangsa hormat guru
Perduli tradesi
Menjadi abu
Itulah misi
Bagaimana bisa berdiri
Kalau sendiri
Namun diri punya harga
Tahu mana yang berharga

puisi " kami yang mencari ilmu ditanah orang"

Kami yang mencari ilmu ditanah orang
Ini bumi Allah
Dimanapun kita berpinjak
Semuanya milik Allah
Tetapi kadang kami harus rela dihina
Harus relah tidak dipandang
Harus pasrah dalam kehendak orang lain
Meski hati ini menjerit
le="color: #6aa84f;">
Tanda tidak sepakat
Kami pernah merasakan
Manisnya dihagai
Manisnya dipandang baik
Manisnya mendapat senyuman
Dari orng lain Itu semua Allah berikan
Dibalik kepahitan hidup
Yang kami jalani
Demi sebuah drajat
Yang Allah janjikan dalam firmanNya.

puisi "dilema"

DILEMA
Jeritan hati berkata memutus kalbu
Perasaan tidak dapat ditekan
Tetapi egois mencoba menekan kuat
Tidak ada yang bisa berbicara
Tak ada yang bisa mengalah
Kadang aku berpikir
Kenapa harus berbeda
Apa yang ada didalam hati
Apa yang ada dalam kenyataan
Mengapa harus ada perbedaan
Setiap raga tercegah
Dalam gejolak kehidupan
Apa yang akan ku katakana?
Apa yang ku tuliskan?
Akupun bingung
Sungguh aku sedang dilemma
5 sep 2011

artikel "mengenal Allah"

Mengenal Allah (Makrifatullah) Nabi bersabda “ Man’arafa Nafsahu Faqod’arafah Robbahu (siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Robbnya) Mengapa mengenal Allah itu penting a. Karena Allah adlah Robb semesta alam Allah berfirman” ataukah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan(diri mereka sendiri)ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?” (QS. Athure:35-36) b. Karena Allah itu ada Manfaat mengenal Allah a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita Takwa itu bisa diibaratkan percayanya kita terhadap pecahan kaca yang telah disediakan dihadapan kita dan kita disuruh untuk melewatinya, tentu kita akan hati-hati karena kita percaya pecahan kaca tersebut dapat melukai kita, demikian juga keberadaan Robb kita, bahwa Allah itu ada, terus mengawasi kita,maka kehati-hatian dalam hidup adalah penting. b. Kebebasan dan ketenangan “orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan imannya dengan kezaliman,(syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS.Al anam;83) “yaitu orang-orang y ng beriman dan hati mereka menjadi tentram, dengan mengingat Allah, ingatlah Allah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram(AR-Rad;28) c. Baraqah dan hidup menjadi baik “dan sekirany penduduk negeri-negri itu beriman, dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka dari langit dan bumi tetapi mereka mendustakan ayt-ayat Kami maka Kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka usahakan (AL-Araaf:96) d. Surge dan keridhoan Allah “dan Allah menyeru(mereka)kepada negri yang damai (surga) dan Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (disediakan) kebaikan dan tambahan serta wajah-wajah mereka tidak tertutup oleh kegelapan dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah ahli surge yang mereka kekal di dalamnya (yunus ;25)

puisi "bohong"

BOHONG
Ku yang tahu akan dusta
Yang dilarang agama
Ku coba jauhi justru ia mendekat
Ku coba membuang justru ia kembali
Ku coba berlari justru ia lebih cepat
Ku tak tahu apa yang ku lakukan
Ku telah berdusta
Aku takut jika dusta
Bersemayam dijiwaku
Ku tak bisa pergi darinya
Ku lihat dusta dari mulutku
Meski hati menjerit
Dusta tetap terucap
Semakin panjang dan dalam
Teman kau tahu akibatnya
Aku menyesal
Aku tak mau bohong lagi
Meski dengan diriku
2/3Mei 2010

pidato "isra Mi'raj"

Isra’ mi’raj Assamualaikum wr.wb Puji syukur kehadirat Allah Tuhan semesta alam, yang memberi nikmat islam. Sholawat salam semoga senantiasa tercurahkan pada nabi yang menjadi tauladan, Muhammad SAW Para juri dan pendengar yang semoga senantiasa Allah rahmati Sebenarnya apakah itu isra’ mi’raj? Isra’ mi’raj adalah salah satu pristiwa besar yang pernah terjadi dalam kehidupan nabi kita, dimana peristiwa itu Allah berikan kepada Beliau sebagai penghibur hati yang sedang sedih. Karena Pada tahun itu nabi seolah-olah sudah jatuh tertimpa tangga pula, istri tercinta Khotijah telah dipanggil RobbNya, padahal selama ini istrinyalah yang menjadi pendengar kesediahan ataupun kesenangannya di dunia, selain itu istrinyalah yang banyak memberi bantuan untuk jihadnya dijalan Allah mengorbankan harta dan tenaga serta pikirannya. Belum kering air mata nabi kehilangan istrinya, disusul pula paman nabi yang juga menghadap RobbNya, salah satu orang yang selama ini yang melindungi dan membantu nabi di dunia dari kejahatan orang kafir qurais selama masa mengajarkan agama Islam karena ada pamannya, orang kafir Qures tidak berani terang-terangan memusuhi nabi, namun kini pelindungnya di dunia telah tiada, sehingga kebencian musuh-musuhnya semakin menjadi. Sebenarnya nabi juga sedih karena pamannya meninggal dalam keadaan kafir, cahaya hidayah tidak sampai pada hatinya. Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah manusia biasa seperti manusia pada umumnya, sekalipun sepenuh hidupnya untuk Allah, namun ia tetap mempunyai perasaan sedih ketika orang yang dikasihaninya di dunia telah tiada. Allah adalah Tuhan yang maha tahu, Dia mengetahui kesedihan RosullNya, sehingga Allah menghiburnya melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj itu terdiri dari 2 kata, isra’ dan mi’aj yang masing-masing mempunyai arti yang berbeda. Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad dimalam hari dari masjidil Haram Mekah ke Masjidil Akso di palestina. Disini Allah menunjukan kemaha besaranNya dan kemaha KuasaanNya, jarak yang jauh dari Mekah ke Palestina hanya ditempuh dalam sekejapan mata, padahal pada zaman nabi orang Mekah yang hendak ke Palestina membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan. Allah tunjukan kekuasaanNya, menciptakan Burok sebagai kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan Nabi, kecepatannya setara kecepatan cahaya bahkan lebih cepat. Sedangkan Mi’raj adalah naiknya Rosulullah ke langit ke tujuh menuju singgasana Allah, Siratul Munthoha, bertemu Allah, para nabi sebelumnya serta diperistiwa itulah Rosulullah menerima perintah sholat 5 waktu. Sesungguhnya perintah sholat yang pertama Allah turunkan untuk kita umat islam adalah 50 waktu dalam sehari, namun karena nasihat dari Nabi Musa saat bertemu dilangit bawahnya dan maha pengasihnya Allah, maka kita diberi potongan 45 waktu, hingga yang tersisa tinggal 5 waktu yang menjadi kewajiban kita dalam sehari. Maha suci Allah, tidak dapat kita bayangkan seandainya beban 50 waktu itu menimpa kita, tidak akan ada waktu untuk belajar, tidak ada waktu untuk istirahat, dan tidak ada waktu untuk bersantai, namun manusia memang manusia yang kurang bersyukur dan lalai, 5 waktu dalam sehari itupun kadang lalai untuk dilaksanakan. Selain perintah sholat yang Allah perintahkan kepada umat Rosulullah, Allahpun memerintahkan Malaikat Jibril untuk mengajak Nabi berkeliling melihat penghuni Neraka maupun penghuni Surga, ada beberapa pemandangan yang dilihat Nabi saat melayangkan pandangannya ke neraka, akan saya sebutkan beberapa dialog nabi dengan Malaikat Jibril terkait hal itu menurut, beberapa sumber hadis. Para ahli ghibah: Beliau melihat satu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam: maka aku bertanya: siapakah mereka wahai Jibril ? dia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudaranya sendiri (ghibah) dan melanggar kehormatan mereka. Hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud dishahihkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth. Ganjaran para pemakan riba: Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga melihat seorang laki-laki yang berenang dalam sebuah sungai dan dilempari batu, maka akupun bertaya: apa ini ? maka dikatakan kepadaku: pemakan riba. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth. Para dai yang melalaikan dirinya: Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: Aku melihat pada malam Isra’ beberapa orang laki-laki yang mulut mereka digunting dengan gunting dari neraka. Maka akupun bertanya: Ya Jibril ! siapakah mereka ? dia berkata: mereka itu para khatib diantara umatmu yang memerintahkan manusia kepada kebaikan dan melupakan diri mereka sendiri. Padahal mereka membaca Al-Qur’an, apakah mereka tidak berpikir ? Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ali bin Zaid bin Jad’an dari Anas radhiallahu anhu, sedangkan Ali bin Zaid bin Jad’an lemah, dilemahkan oleh Al-Arnauth. Namun Syaikh Albani menshahihkannya dalam ” Ashahihah” dengan berbagai jalurnya. Itu adalah beberapa contoh hal-hal yang dilihat Rosulullah, sebenarnya ada beberapa dialog-dialog lain atau kejadian-kejadian lain yang menghiasi malam Isra’ Mi’rajm namun selain waktu terbatas, pengetahuan saya sendiri terbatas, Sehingga cukup sekian yang dapat saya sampaikan, semoga dari peristiwa isra’ mi’raj itu banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan semakin dekat dengan Robb kita, amin Pada dasarnya sayapun manusia biasa yang sering lupa dan lalai, kesempurnaan hanya milik Allah, Wallahu A’lam. Wasalamualaikum wr.wb

pidato "rosulullah idolaku"

ROSULULLAH IDOLAKU Asalamualaikum wr.wb Hamdan wasukron lillah, ama ba’adu Puji syukur kehadiat illahi Robbi, Tuhan yang menciptakan kita Solawat salam semoga tetap tercurahkan kepada rosul idola kita, Muhammad saw Para juri dan teman-teman sekalian, kalau saya ditanya siapa yang saya cintai setelah cinta sama Allah, tentu saya menjawab, saya cinta Rosullullah, setelah itu baru cinta orang tua, seperti lagunya tepuk cinta. Tepuk cinta Pertama aku cinta pada allah Kedua aku cinta Rosullulah Ketiga aku cinta pada ayah dan bunda Saudara seiman dan seagama Mengapa aku cinta rosullulah dan mengapa aku mengidolakan rosullullah? Karena Rosulullah itu nabi terakhir, yang Allah utus selain mengajarkan agama yang baik, yaitu agama islam, juga nabi Muhammad itu memberikan contoh yang baik untuk kita semua. Semua perbuatan nabi dan sifat-sifat nabi dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, semuanya adalah baik. Jadi kalau mau jadi orang yang baik, disayang Allah, disayang Ibu bapak, disayang kakak, dan disayang semua, kita mau meniru perilaku dan sifat nabi. Kita tahu, dan sama-sama tahu, bahwa nabi kita, Muhammad saw, telah lama meninggal, bahkan orang tua kita juga tidak berjumpa, apa lagi kita, bagaimana kita meniru dan mencontoh orang yang tidak ada? Bukankah kita sering mendengar dan mukin membaca kisah para nabi Allah yang berjumlah 25 itu? Kalau kita dengarkan baik-baik, kita pikirkan, ternyata nabi-nabi Allah itu luar biasa ya? Apa lagi nabi kita Muhammad saw. Beliau itu menurut saya adalah nabi yang paling sempurna, terutama sempurna akhlaknya. Kenapa saya katakana Rosulullah itu mempunyai aklaq yang mulia atau sempurna? Karena perilaku, perbuatan, sifat nabi itu bagus semua dan baik semua semua. Saya tunjukan beberapa contoh bahwa nabi itu sempurna akhlaqnya atau berakhlaq mulia. 1. Rosulullah itu orang yang jujur Jujur itu tidak berbohong, tidak berbohong itu tidak berdusta, tidak berdusta itu, berkata apa adanya, tanpa dikurangi maupun ditambah-tambahi. Sifat jujur sering nabi tunjukan dalam berjualan, Karena nabi itu seorang pedagang, kalau ada salah satu barang dagangan ada yang rusak atau busuk, nabi menjelaskannya pada pembeli, jadi pembeli tidak kecewa atau marah, karena sifat jujurnya itu, barang dagangan nabi selalu habis, karena orang yang jujur akan disayang semua. Kalau kita sebagai seorang murid atau santri, sifat jujur, kita ditunjukan salah satunya dengan tidak mencontek pada saat ulangan ataupun ujian, karena mencontek itu berarti nilainya bohong, bukan nilai kita yang asli. Selain itu bukankah ada 2 malaikat yang terus mengawasi kita? Ada malaikat Rokib dan Atid, kalau kita berlaku jujur atau baik, maka malaikat Rokib akan tersenyum dan mencatat amal kita, sebalikknya kalau kita berbohong atau berbuat buruk, maka setan akan tertawa dan malaikat atid akan sedih,karena harus mencatat amal buruk kita. 2. Nabi Muhammad itu mempunyai sifat yang penyayang, kepada semua makhluk Allah, baik itu kepada hewan, tumbuhan, sesame manusia dan lain-lain, kecuali sama iblis atau setan, nabi membencinya karena iblis atau setan adalah makhluk Allah yang durhaka, sesat, dan selalu mengajak manusia pada kejahatan, dan mengajarkan perbuatan yang tidak baik. Sangat banyak kisah nabi yang menceritakan bahwa nabi itu mempunyai sifat yang penyayang, dan yang paling saya sukai adalah cerita nabi bersama pengemis buta Yahudi, dalam kisahnya, nabi setiap hari selalu menyempatkan mengunjungi dan memberi makan serta menyaupi pengemis itu dengan sabar, meski setiap kali nabi menyaupinya, pengemis buta itu selalu mencaci maki dan menjelek-jelekan nabi Muhammad, tetapi nabi tidak marah atau benci, melainkan nabi tetap berlaku sabar dan sayang kepada pengemis itu, karena nabi tahu, dia buta sehingga tidak tahu bahwa orang yang selama ini memberi makan dan menyuapinya adalah orang yang ia benci dan selalu ia caci maki, hingga suatu ketika nabi wafat, dan sahabat Abu bakar mencoba melakukan amalan nabi itu. Datanglah abu bakar pada suatu pagi membawa makanan untuk pengemis itu, setelah bertemu, abu bakar mencoba melakukan hal yang sama yang dilakukan nabi, ia mengunyah terlebih dahulu makanan itu dan menyuapinnya pelan-pelan ke dalam mulut pengemis buta itu, pengemis buta itu makan sambil menjelek-jelekkan nabi, mencaci makinya, sehinga abu bakar menangis, karena melihat kesabaran nabi menghadapi pengemis itu, lama kelamaan, pengemis itu merasakan perbedaan dalam rasa masakan yang masuk dimulutnya, iapun bertanya pada abu bakar “kenapa rasanya berbeda dengan rasa makanan-makanan sebelumnya, dimana orang yang kemari-kemarin menyuapin saya, kamu bukan orang itu?” Abu bakar menjawab sambil menagis “iya, saya bukan orang yang kemarin menyuapin anda, karena orang yang selama ini menyuapin anda telah wafat kemari, dan perlu anda ketahui bahwa ia adalah Rosulullah, Muhammad saw, orang yang setiap saat anda jelek-jelekkan dan anda caci maki” Mendengar hal itu, pengemis buta yahudi itu langsung menangis karena merasa berdosa, dan malu, menyadari keluar biasaan agama islam yang diajarkan Rosulullah, iapun masuk islam. Para juri dan teman-teman sekalian, mukin hanya 2 contoh yang dapat saja sampaikan yang menunjukan bahwa nabi mempunyai akhlaq yang mulia, dari 2 contoh itu, selain sifat jujur, penyayang, kita juga melihat sifat sabar nabi, dan sifat-sifat lain yang dapat menjadikan nabi dicintai semua orang. Jadi kalau mau Allah sayang sama kita, Ibu dan ayah sayang sama kita, teman-teman sayang sama kita, semua orang sayang sama kita, maka kita harus berperilaku, bersikap, dan berbuat kebaikan seperti yang nabi kita contohkan. Kalau kita mengidolakan seseorang maka kita akan meniru yang ia lakukan, jadi kalau kita mengidolakan Rosulullah, maka kita akan meniru perbuatan Rosulullah. Demikian, pidato sedikit dari saya, saya berharap semoga bermanfaat, dan terima kasih untuk perhatiannya semua, saya minta maaf jika ada salah, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah, Tuhan kita. Wasalamualaikum wr.wb

Kamis, 24 Mei 2012

puisi "Rasaku"

Hatiku luluh
Asaku luntur
Seakan langit runtuh
Kesejukan menjauh
Ketika hatinya tak peka
Pada rasa yang tersemat
Namanya terukur dalam-dalam
Secepat cahaya terhapus sudah

Selasa, 22 Mei 2012

puisi " Aku dan Hidupku"

Aku Dan Hidupku
Ingin aku menggapai bulan
Ingin aku mendaki gunung
Ingin aku lewati lembah
Ingin aku naik keujung ranting pohon
Ingin aku naik ke atap rumah
  • Aku ini pernah SD
  • Aku ini mantan SMP
  • Aku ini alumni SMA
  • Aku ini bertitle Sarjana
Melihat rumah mewah aku iri
Mendengar teman sukses aku dengki
Mencium kemewahan hidup, aku ingin
Namun hanya tempurung kelapa yang ku punya
Tanpa ada otak di dalamnya

cerpen " aku dan sekolah Masa Depan

Aku dan Sekolah Masa Depan Udara pagi itu terasa sejuk, aku terbangun karena kokokan ayam, dan lantunan merdu suara azan subuh yang berkumandang dari musholah sebelah asramahku. Aku merasa semangat hari ini, ku siap melangkah pasti, menatap dunia, hari ini adalah hari pertamaku menjadi guru SD Harapan Bangsa. Ku telah berdiri di depan pintu gerbang sekolah yang aku melihatnya luar biasa megahnya, hari ini aku sengaja berangkat lebih awal, sehingga wajar kalau yang ku lihat hanyalah keheningan pagi, tebararan dedaunan dimainkan angin. Aku terkagum dengan kemegahan bangunan sekolah didepanku, luar biasa, penataan kelasnya rapi, tanaman tertata indah, ditengan-tengah kelas yang melingkar terdapat kolam ikan dan taman, namun tetap ada lapangan yang digunakan untuk upacara dan olah raga, kalau ini kota Jakarta atau kota Metropolitan aku tak akan berdecap kagum, tapi mengingat bangunan ini berdiri kokoh di desa pinggiran kota kepulauan Irian jaya, benar-benar arsitek yang luar biasa pikirku. “selamat pagi ibu,, apakah ibu guru baru disekolah ini? Aku terkaget mendengar suara lembut gadis kecil yang tak ku tahu asalnya, tiba-tiba dia telah ada disampingku dan menyapaku. Kulihat sepintas wajahnya, gadis yang manis pikirku, namun akupun terheran dengan penampilannya, bajunya kumal, tak bersepatu hanya beralas kaki, di bahunya tersemat benang yang menyanggah buku kecilnya dan pencil di tangannya, aku terbengong beberapa detik. Belum sempat ku jawab sapaanya, ia keburu pergi bersama temannya yang serupa. Akupun penasaran dan mencoba mengikutinya dari belakang.mereka berjalan sambil bercanda dan sesekali ku lihat mereka tertawa, berjalan mendekati kantor, masuk ke lorong hingga sampai pada bangunan dibelakang kantor, dan mereka menghilang dibalik pintu itu. Aku ingin melihat ada apa dibalik pintu itu, namun aku mendengar suara dari belakang “ selamat pagi ibu sri, apa yang sedang ibu lakukan disini? Ia adalah kepala sekolah ini, wajah kriputnya, dan rambunya yang sudah beruban, namun wibawanya yang tinggi, aku sudah merasa nyaman dengan Beliau ketika pertama kali bertemu waktu wawancara kemari. Ku putar badanku, dan ku jawab dengan senyuman, “pagi pak, tidak pa, Cuma memperhatikan anak-anak saja” ia memberiku tanda mengikutinya, aku pun berjalan disampingnya, “bagaimana pendapat ibu, tentang sekolah ini” aku tersenyum mendengar itu, dan berkata”sekolah ini luar biasa pak, bangunannya tertata dan mega, namun tetap asri, nuansa cinta pada alam tetap terjaga, itu terbukti dengan banyaknya pohon-pohon produktif yang tetanam di kekeliling taman sekolah seperti, mangga, rambutan dan jambu, bahkan binga-bungapun tertata indah dimasing-masing kelas yang mengelilingi taman, benar-benar arsitek yang patut diancungi 4 jempol pak” ku lihat pak Rohmat Cuma tersenyum. Tak kusangka aku telah berdiri di depan kantor guru, ukuran 10x7M, cukup luas pikirku, dengan meja guru berjumlah 15 membentuk lingkaran yang ditengahnya ada perlengkapan air minum dan makanan kecil yang akan disediakan tiap paginya dan tiap guru dapat mengambil sendiri sesuai keperluannya, selain itu disudut-sudut ruangan ada beberapa lemari arsip maupun lemari khusus majalah atau buku-buku bacaan ter up to date, dan beberapa pot sebagai penghias, sungguh luar biasa. Ku ditunjukan mejaku oleh beliau, mejaku posisinya seperti angka 7 pada angka jam, sedangkan pak Rohmat menempati angka 12, dan ke 3 meja yang lain ada belakang angka 7,6,dan 5, didesain sedemikian rupa agar ketika rpat semua mata tertuju pada wajah wibawa kepala sekolah, tak lupa papan white board ada dibelakang meja kepala sekolah, semunya tertata tepat pada tempatnya. Aku mendekati pak rahmat yang sedang sibuk mempersiapkan materi pelajaran, dan memilah-milah buku yang akan dibawanya untuk mengajar. “bapak mengajar dikelas apa pak?” tanyaku padanya membuka percakapan “ kelas orang tua, ibu-ibu dan bapak-bapak dilantai atas” aku terbengong, tak percaya, ternyata sekolah ini juga mengajar orang tua, seakan beliau tahu maksud hatiku, ia menambahi” sekolah ini didirikan bukan hanya untuk anak-anak usia sekolah dasar, namun hingga Smkpun ada, bahkan kami membuka 1 kelas khusus orang tua, dan masing-masing guru bertanggung jawab terhadap kelasnya masing-masing. Saya tahu ibu Sri hanya membaca papan nama di depan gedung yang bertulisan SD Harapan Bangsa, namun tak melihat sebelah selatan yang bertulisan SMP dan SMK serta kelas Manula” mendengar penjelasannya, aku semakin kagum dengan skolah baruku ini. Lebih-lebih pada sosok kepala sekolah yang menjadi idolaku sekarang. Tetapi aku masih berpikir sudah jam 7 namun guru-guru masih belum datang, dan pelajaranpun belum juga dimulai, ku lihat jam tanganku berkali-kali, dan pak rahmat seolah tahu maksudku, ia tersenyum dan berkata sambil memberiku jadwal waktu dan kegiatan yang biasa dilakukan dan arus aku lakukan” ibu sri, di sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolah lain, si sekolah ini jam pertama pelajaran dimulai setengah 8, kemarin waktu wawancara, saya lupa menyampaikan ke saudara, oleh sebab itu saya sengaja datang lebih awal, karena saya yakin, Saudara datang lebih awal, dan kelas yang akan Saudara ajar adalah kelas yang saudara berdiri didepan pintunya, di belakang kantor ini.” Mendengar kalimat terakhir itu aku terdiam dan berpikir, jangan-jangan murid yang akan ku ajar dalah mereka anak-anak tadi, seolah mempunyai indra ke enam beliau dapat membaca pikiranku dan tersenyum sambil mengangukkan kepalanya. Ku lihat guru-guru mulai berdatangan masuk ke ruangan dan silih berganti, akupun diperkenalkan oleh pak rahmat kepada mereka, mereka adalah guru-guru yang luar biasa, kesan pertamaku kepada mereka adalah ramah, sosialisasinya bagus, mempunyai semangat pendidik yang tinggi, tertlihat dari grafik kehadiran guru di papan depan, dan kompetennya mereka dalam bidang ilmunya masing-masing, sehingga mereka ditempatkan kelas ajarnya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Lagi-lagi terkagum dengan kepala sekolahku yang satu ini, ia telah menempatkan The R ight man in The right place. Selain itu yang pasti mereka adalah guru-guru yang datang dari berbagai daerah dengan misi Membangun Bangsa melalui perbaikan pendidikan bagi anak-anaknya sebagai calon generasi penerus. Bel pelajaran pertama telah dimulai, tak sabar aku ingin segera berjumpa dengan murid-muridku, terutama gadis manis yang menyapaku di depan pintu gerbang. Aku telah berdiri di daun pintu ruang kelasku, ku baca papan namanya bertuliskan “Benih Kejayaan bangsa” lucu pikirku. Ku buka perlahan pintu kelasku, terasa sebuah cahaya perlahan menyerangku, namun pelan-pelan pudar dimakan kesejukan kelas itu. Ku layangkan pandanganku sambil berjalan pada wajah-wajah yang tengah duduk rapi, dengan keheningan, setiap mata melihat langkahku hingga aku merasa seperti ratu yang berjalan dan semua rakyatku menyambutku, namun ku sadar aku bukanlah seorang ratu, maka ku ku sapa mereka sambil ku letakkan tas dan buku dimeja kelasku. “ selamat pagi anak-anak” dari depanku ku lihat gadis manis itu berdiri dan diikuti seluruh penghuni kelas, dan serempak setengah berteriak” Assalamualaikum wr.wb” aku tersenyum, ternyata aku salah mengucapakan salam, ku jawab “walaikum salam wr.wb” ku lihat mereka mulai duduk, dan setelahnya ku lihat beberapa anak mulai berbisik, aku tahu mereka pasti belum pengenalku, maka akupun berdiri dan memperkenalkan diri dihadapan mereka. Namun sekali lagi sifat mereka membuatku tercengang, ketika ku bertanya bagaimana kabarnya, secara serentak tak diberi komando, mereka mengepalkan tangannya dan menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar” benar-benar anak-anak yang luar biasa, siapa gerangan yang mengajarkan mereka pembiasaan yang baik ini? Aku pun bertanya pada mereka, dan hampir serempak mereka berkata Pak Rohmat, aku benar-benar kagum padanya. Hingga telah sampai waktu istirahat, aku hanya mengisi waktuku untuk saling berkenalan satu sama lain dan saling bercerita pengalaman pribadi, dari situ aku mengetahui keadaan mereka, bahwa mereka adalah anak-anak yang berkeinginan sekolah setinggi-tingginya, namun kondisi orang tua tidak mendukung, keadaan memaksa mereka membagi waktu untuk berkerja dan bersekolah. Selain itu aku baru tahu nama gadis manis tadi, namanya Lintang, dia ketua kelasnya. Lagi-lagi aku terkagum dengan aturan sekolah baruku, ketika waktu istirahat, murid-murid mendapat makan dari sekolah, mereka tidak membeli makanan di kantin atau warung karena memang tidak ada, sekolah melarangnya jika ada yang berjualan, karena agar murid-muridnya benar-benar konsentrsi dalam belajar dan dapat menabung serta berhemat. Yang unik dari makan yang disediakan sekolah adalah peraturan yang mengharuskan setiap muridnya membagi makanan yang didapat pada ke 3 temannya secara bergilir, hinnga semua teman 1 kelas dapat merasakan pemberiannya, dan agar teratur serta tidak lupa ada buku pemantauannya sehingga tidak akan ada murid yang mendapat makanan dari teman yang sama untuk ke dua kalinya dalam batas waktu yang singkat. Luar biasa sekali, sekolah ini benar-benar menekan persaudaraan. Aku tersenyum melihat pola lucu dan menggemaskan dari murid-muridku, seakan ku lihat kejayaan Bangsa ini ditangan-tangan mereka. Hari ini jam belajar hanya sampai jam 11, dan saya rasa memang, hampir setiap hari mereka sekolah sampai jam 11, kecuali untuk kakak kelas mereka yang SMP dan SMK, mereka harus bersabar hingga matahari bergeser ke barat beberapa derajat. Ku tata semua buku dari mejaku dan bersiap berdiri memberi salam dan pulang, namun sekali lagi aku tersentak, secara reflek Lintang berdiri dan diikuti semua temannya, memberi salam dan berdiri menyalamiku saru persatu, hingga semua kelas kosong di tinggal penghuninya. Seolah mereka mengajariku secara tidak langsung kebiasaan membuka kelas dan menutup kelas, aku hanya terdiam dan tersenyum, ternyata aku yang terakhir datang harus terakhir pula pulangnya. Ini merupakan hari yang menyenangkan bagiku, berkenalan dengan sekolah yang luar biasa yang di dalamnya terdapat kepala sekolah dan guru-guru serta murid-murid yang tak kalah luar biasa, hingga dalam hati aku berkata, aku akan betah disekolah ini.

Minggu, 20 Mei 2012

cerpen " Harapan semu seorang pemimpin bag terakhir.

Awal kedatangannya di Irian jaya aziz sempat bingung melihat masyarakat yang begitu sederhana tetapi alam disana begitu asri, mempesona hati, sejuk untuk dirasakan, tidak ia temukan mobil maupun kendaraan mewah lainnya yang telah dipatenkan hanya untuk orang kaya. Begitu menentramkan hati pikirnya. Selama 1 tahun aziz menjadi guru Bhs. Indonesia yang cukup disegani dan dihormati karena sifatnya yang pandai bergaul, cerdas dan senang membantu sesama. Ditahun ke duanya aziz berkenalan dengan ulama Irian Jaya yang berasal dari Sulawesi, datang ke Irian Jaya demi menyebarkan agama Allah. Aziz memang beragama islam dia menjalankan perintah Allah seperti sholat, puasa, zakat, tetapi semenjak berkenalan dengan ulama Sulawesi, kyai Al-Quraisy, dia memutusakan untuk menjalankan syariat Allah yang ke lima yaitu naik haji Sepulangnya dari hajinya ia mengubah namanya menjadi Haji Abdul Aziz al-Qodier. Dengan tambahan nama serta statusnya sebagai haji meski umurnya masih 26 th. Warga Irian mengangkatnya sebagai lurah/pimpinan suku. Ia ternyata tidak melupakan impian awalnya untuk duduk dipemerintahan dan aktif menghadiri pertemuan antara lurah. Sehingga banyak kenalan dengan actor-aktor politik dan akhirnya dia berkecimpung di dunia partai, meninggalkan status PNSnya demi cita-cita. Dalam partai politik dia juga berkenalan dengan jodohhnya Nur Hayati dan menikah dalam usianya yang menginjak 30 th. Karir aziz dalam parpol cukup menonjol dan cepat melejit, hingga diangkat sebagai pinpinan parpol di tingkat kabupaten karena kecerdasannya dalam berbicara, kritis, dan berani memberi kritikan pada mereka yang dianggap salah. Pada usinya yang ke 33 H. Abdul Aziz al-Qodir mencapai cita-citanya duduk dikursi pemerintahan menjadi wakil rakyat sebagai anggota DPR. Dia memperhatikan kinerja para DPR berhubungan dengan para anggota DPR dan mencoba memasukan idiologinya sejak dulu tersimpan dengan aman di dalam pikiran dan hatinya, dan tak sabar ingin segera disampaikan dipemerintahan tentang rakyat Indonesia yang menangis. Apa yang terjadi? semuanya tinggallah angan-angan dan harapan kosong karena apa yang dibayangkan H. Abdul Aziz al-qodir sewaktu muda semunya meleset. Ternyata duduk di kursi pemerintahan tidaklah mudah. Bukan menyangkut bagaimana caranya duduk di kursi pemrintahan tetapi ini masalah bagaimana menjalankan setelah kita disitu.

Jumat, 18 Mei 2012

cerpen Bayangan Cinta

BAYANGAN CINTA Kokokan ayam jantan telah lama lewat, suara azan shubuhpun telah memanggil sejak tadi, hatiku tak mau bangun, pikiranku masih kalud dengan sikap Arya padaku, dan,hatiku terasa sesak serta galau, hingga membuat mataku terasa berat tuk kubuka meski aku yakin matahari telah menampakkan cahayanya semenjak tadi. Sejenak aku bertanya pada diriku yang buta ini, kenapa dia tega menyiksa kalbuku, menggantungkan cintaku padanya dan membuatku memikirkan setiap hari tentangnya, meski jelas beleum tentu ia memikirkanku, yang pasti sikapnya kemarin padaku menumbuhkan benih kebencian dalam hatiku. Meski ku tak yakin kebencian itu mampu menghapus namanya dalam kalbuku. Arya Prasetya, dia satu-satunya laki-laki yang ketika melihatnya, hatiku menjadi tenang, ingin sekali terus menatapnya, bercanda bersamanya,serta berbagi cerita dengannya. Aku mengagumi sikapnya, gaya bicaranya yang kalem, sopan, dan karismatiknya yang tinggi, selain itu wajahnya juga lumayan, menjadikan penyemangat diriku untuk selalu ke kampus. Dari awal kuliah hingga sekarang semester 4, aku masih belajar mencintai progam studiku, pendidikan Administrasi Perkantoran, kalau bukan karena Dia yang memutuskan, dan kalau saja aku boleh memilih tentu jurusan pertanian yang aku ambil dan akupun tak perlu membuang waktuku serta selalu belajar menyatukan perasaanku untuk mencintainya. Dari luar kamar terdengar suara ibuku yang berteriak membangunkanku, “Syah,cepetan bangun, nanti kamu terlambat kuliah” “Iya bu” Sulit sekali membuka mataku, membangunkan badankupun terasa berat, sikap arya membuatku membencinya, kadang aku bertanya “Apa yang salah dariku? Kenapa sikapnya seolah-olah membenciku?” Hari ini malas sekali aku kuliah, tapi aku sangat sayang ibuku, beliau telah berkerja keras sebagai single parent tentulah tidaklah mudah, aku telah berjanji dalam hatiku, kalau seumur hidupku aku tak mau mengecewakannya, dia lentera hidupku, meski penyemangatku telah mati, namun lenteraku masih menyala, aku masih dapat berjalan dalam kegelapanku. Ku putuskan untuk kuliah. Ku lihat ibuku telah bersiap dengan topi lebar terbuat dari anyaman bambu yang tertempel dikepalanya, serta sebotol air minum dan sebungkus nasi untuk makan siangnya terpengang di tangan kirinya. “Syah, ini uang saku untuk ke 2 adikmu ya, Nina dan Budi” katanya padaku. Ingin rasanya aku bercanda”kalau uang sakuku mana, bu” tapi rasanya hati ini tak tega, aku sudah sangat bersyukur dengan karuniaNya padaku, diizinkan kuliah tanpa biaya pendidikan sepeserpun, meskipun aku harus rela terperosok pada jurusan yang tidak aku impikan apalagi aku cita-citakan. Kuperhatikan pundak ibuku yang berjalan menuju ladang, ke dua kakinya yang kecil, serta usianya yang tak muda lagi, lebih-lebih kelelahan single perent yang dirasakannya 2 tahun sepeninggal ayahku, rasanya tak sanggup hati ini mempermainkan masa depan dipundakku. Setelah memberikan uang saku untuk ke dua adikku, akupun bergegas pergi ke kampus. Jarak kampus dari rumahku Gunung Kidul 3 km, masih dapat ku kayuh bersama sepeda kesayanganku, pembelian ayah waktu SMA. Kusandarkan sepeda biruku dideretan parkir khusus sepeda, tiba-tiba Arya dengan buku tebal berjudul“Kepemimpinan” ditangannya, lewat didepanku, tanpa menyapa. Menyebalkan pikirku, tapi entah kenapa meski ia cuek sekali denganku, bahkan akupun pernah menyapanya, ia berpura-pura tak tahu,menjadikan sejenak hati ini sakit, tapi aku tak sanggup menghapus namanya dalam hatiku. Aku hanya bisa memujanya dalam diamku. “Syah, tunggu, bareng” terdengar suara Nisa teman karibku dari belakang, kubalikkan badanku, ku lihat dia telah berlari kecil menuju arahku dengan tas merahnya serta snak ringan di tangannya. Aku tak merasa kaget kalau yang ditangannya itu makanan, justru aku akan kaget jika yang di tangannya itu buku. Dengan nafas terputus-putus karena harus berlari kecil membawa badan suburnya, tentu membuatnya kelelahan, ia berkata”Tugasku makul makul”Kepemimpinan” belum selesai,aku boleh nyontek tugas kamu ya?Please, Aisyah temanku yang cantik, ok?” mendengar rayuannya, membuat telingaku geli”iya, tapi tugasku tak menjamin benar semua, karena kaukan tahu, aku mengerjakan tugas sebatas mengerjakan” jawabku sambil tertawa. Ku lirik wajahnya, iyapun tertawa sambil berkata”ga masalah bagiku yang penting ngumpulin tugas, lebih baik mengerjakan tugas dan salah daripada ga ngumpulin sama sekali, ya toh?” ku hanya tersenyum, kamipun berjalan ke kelas kami. Ku lihat dari jauh, Arya sedang duduk didepan kelas, bersama Mutia, gadis tercantik kelasku. Bingung aku hendak bersikap bagaimana di dpannya, ku alihkan saja dia dan hatiku, berbicara tanpa henti dengan Nisa, dan berpura-pura tidak memperhatikan Arya, meski sejujurnya melihatnya bersama Mutia, aku merasa cemburu, tapi aku sadar, aku hanyalah penggemar gelapnya, yang tak seorangpun tahu, bahkan Nisapun tak tahu, karena ini menjadi rahasiaku dengan Allah. Tak sampe 5 menit aku dan Nisa duduk didalam kelas, dari luar, teman-teman yang awalnya di luar, berbondong-bondong masuk kelas, itu menunjukan dosen telah datang dan kuliah segera dimulai. Ku lihat Arya dan Mutia masuk kelas bersamaan, ku alihkan saja mengajak ngobrol Nisa. Dosen memerintahkan untuk dikumpulkan sebelum presentasi. Semua tugas telah tertumpuk dimeja dosen, hari ini giliran kelompok Arya yang maju ke depan dan mempresentasikan hasil wawancaranya dengan pihak kelurahan, tentang kepemimpina. Subhanallah, penampilannya hari ini, keren sekali, intonasi suaranyapun stabil dan berwibawa, cukup lama aku memperhatikannya menyampaikan materi, tapi setelah ku tersadar, akupun merasa malu, segera ku alihkan pandanganku pada buku bacaan yang semenjak tadi menempel di tanganku. Semoga saja Nisa yang duduk disampingku tidak sadar dengan sikapku padanya. Telah dibuka sesi pertanyaan, Nisapun mengangkat tangan dan bertanya, tetapi ia kurang pandai menyusun pertanyaanya, sehingga Arya, Mutia, dan Teman-temannya sulit membaca maksud Nisa, aku temannya, akupun paham maksud pertanyaan Nisa, dan sialnya aku disuruh Pak Joko menjelaskan maksud pertanyaan Nisa. Wajah Arya mengahadap padaku, sempat mata ini saling bertemu, konsentrasiku sempat buyar, ku layangkan pandanganku pada Mutia yang sedang mencatat pertanyaan. Jantungku berdetak keras, darahku mendidih, kringat dingin membasahi wajahku, sungguh aku nerves saat matanya menatapku. Ku coba bersikap wajar, ku dengarkan jawaban Arya menjawab pertanyaan Nisa tadi, jawabannya simple namun berbobot, membuatku semakin mengaguminya, sehingga tak mampu membencinya. Kulianya pak Joko telah selesai, akupun bersiapun untuk kuliah selanjutnya yaitu sosio Antopologi. Ku lihat Adil maju ke depan kelas dan berkata“Teman-teman ini ada tugas diskusi dari Bu Nurul, bahwa beliau tidak bisa mengajar karena sakit, ini sudah dibagikan anggota kelompoknya masing-masing” ku tak memperhatikan nama-nama kelompok yang seddang ditulis sekretaris kelas di depan, aku lebih konsentrasi membuat puisi dengan judul”Pantaskah aku untuknya”. Nisa memegang pundakku dan berkata”kamu satu kelompok dengan Arya, Vina dan Mutia”mendengar kata Arya disebutkan akupun kaget dan terdiam, tak ku tanggapi infonya, tapi aku bertanya dalam hati, kenapa harus ada Mutia. “Mutia dan Arya seperti berjodoh ya, Syah? Satu kelompok terus, bahkan aku dengar mereka kemarin jadian, cocok sih, Arya ganteng, Mutia juga cantik” terasa runtuh hati ini, pikiranku semaput, jantungku behenti sejenak, nafasku sesak, dan darahku panas, terasa tidak percaya dengan omongannya Nisa, namun ternyata kabar itu membuktikan kebenaran kabar burung beberapa waktu lalu, bahwa Arya mencintai salah satu wanita di kelasku, ternyata wanita itu Mutia. Aku tak berminat lagi mengikuti kuliah ini, biarlah tugas diskusi aku kosong, yang pasti aku ingin pulang. Ku bawa tas dan bukuku, segera tanpa ijin ataupun bicara, hanya ku beri tanda pada Nisa bahwa aku pulang, akupun berjalan dengan ketegaran nampaknya, namun dengan hati yang runtuh menerima kenyataan. Kakiku terasa lemas, berjalanpun terasa tak berenergi, aku hendak pulang, meski kaki ini berat untuk dilangkahkan, akupun berjalan ke tempat parker sepeda, 10 meter lagi hendak sampai, tetapi mataku tertuju pada musholah mungil, akupun mengurungkan diri untuk pulang, tapi aku putuskan menenagkan diri di mushola itu. Tak ku lihat satupun orang didalamnya. Jam menunjukan jan 10.47, masih ada waktu untuk sholat sunah Dhuha, segera ku ambil wudhu dan bergegas melakukan sholat 2 rokaat. Hatiku sedikit tenang mengingatNya, ku sempatkan tuk berdo;a padaNya, bertanya tentang sikapku yang mengaguminya, apakah ku salah? Ku tahu Mutia masih diatasku, dia lebih cantik dari pada aku,selain itu dia pintar, senyumnya manis, badannya seksi, sedangkan aku hanyalah wanita biasa. Allah kalau ia bukan untuk ku izinkan aku tuk melupakannya, izinkan aku untuk menghapus namanya di hatiku, izinkan aku tuk berhenti memikirkannya. Amin. Belum sempat kurapikan mukena yang membungkus badanku, tiba-tiba Arya telah berdiri di pojok sudut mushola, kakiku gemetaran, badanku sedikit menggigil,perasaanku sejenak menjadi kalud, aku benar-benar takut, jangan-jangan dia mendengar do’aku. Ku mencoba untuk tenang dan berpura-pura tidak tahu, segera ku rapikan mukenaku dan akan bergegas pulang. Ku lihat Arya berjalan ke araku dan berkata “Syah, kamu sama dengan Mutia, namun, kamu libih dekat denganNya, itulah nilai lebihmu, I Love You” sarafku berhenti sejenak mendengar itu, ku coba tuk berpikir logis, mukin ia Cuma bercanda atau salah ngomong,bukankah dia telah berpacaran dengan Mutia, dan ternyata ia mendengar setiap kata yang ku aduakn padaNya dalam do’aku. Ku bertanya padanya dengan keluguan “Ap Ar? Jangan bercanda, cinta bukanlah permainan dan lelucon” “apa maksudmu Syah? Aku benar-benar mencintaimu sejak lama. Namun ku hanya bisa menyembunyikan perasaanku lewat kecuekanku padamu. Baru kali ini ku bisa mengungkapkan perasaanku” mendengar jawabannya, sulit aku mempercayainya, akupun bertanya”kenapa tiba-tibakau disini, bukannya ada tugas diskusi? Ku lihat ia masih berdiri depanku dengan mata menatap tajam ke wajahku ku dengar ia berkata”aku menyusulmu, melihat kau pergi dengan raut wajah kekecewaan, akupun bertanya pada Nisa, katanya kau pergi setelah mendengar kata Mutia yang bersemayam di hatiku, padahal nama wanita yang terukir dihatiku adalah kamu, saya minta maaf,dengan sikapku yang angkuh padamu, tapi sejujurnya itu ku lakukan karena menyembunyikan perasaanku, aku terlalu takut, cintaku bertepuk sebelah tangan, jadi ku ku piker dengan kecuekanku padamu perlahan bisa melupakanmu, aku merasa tak pantas untukmu, sebagai wanita, kau terlampau sempurna, selain wajahmu secantik bidadari, kau juga mempunyai hati bagai malaikat, tapi setelah hari ini ku tahu, kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku, aku bersyukur pada Allah. Hatiku telah tenang, semoga kita berjodoh, nantinya” ”subhanallah” hanya kata itu yang terucap dari bibirku mendengar pengakuannya. Sejenak aku tersadar,ternyata aku telah berdosa, membiarkan setan mempermainkan hatiku, hingga aku lupa bahwa aku telah berjanji dengan almarhum ayahku, bahwa dalam kehidupanku tak ada pacaran sebelum menikah, yang ada hanya pacaran setelah menikah. Mukena telah ku rapikan, hatiku telah tenang, tak ada perasaan yang mengganjal di jiwaku, ku katakan padanya” makasih Ar, kau telah mengingatkanku, arti sebuah keyakinan dan penghormatan, setidaknya sekarang kita sama-sama mengetahui perasaan kita masing-masing, kau perduli padaku, dengan pura-pura cuek kitika bertemu, agar ku tak terjerumus dalam lingkaran setan, dan tak terpedaya nafsu, , ternyata itu sebabnya meski sifatmu menyebalkanku namun ku tak sanggup membencimu, ternyata Allah lebih tahu” ku lihat ia tersenyum dan berkata”Alhamdulillah, kalau demikian, kita mempunyai pikiran yang sama, mulai besok aku akan pergi ke Amerika selama 1 tahun, pertukaran mahasiswa. Ku titipkan kau padaNya, dan aku minta percayakan hatiku padaNya pula, kalau kita berjodoh, yakinlah Allah akan mempersatukan kita” ucapannya menggetarkan hatiku, ku hanya mampu menundukan wajahku dan tersenyum simpuh, tanda aku menyetujuinya. Ku lihat ia menyodorkan selembar kertas bertinta, ku terima kertas itu, setelahnya, iapun pergi dengan mengucap salam. Ku lihat pundaknya dari belakang, seperti ayahku, berjalan meninggalkanku sendirian di musholah. Aku mencari tempat yang nyaman untuk duduk, meresapi untaian kata di kertas pemberiannya. Di samping musholah ku melihat pohon mangga dengan kursi kayu dibawahnya. Kamukah yang ku cari kalimat itu yang tertera dibagian atas, ku pikir ini sebuha puisi. Hatiku bergetar melihatmu, wajahmu secantik bidadari, hatimu semulia malaikat, aku malu pada diriku, lidahku membisu tuk menyapamu, namun mataku tak sanggup berpaling ketika melihatmu, tulang rusuk kiriku telah hilang, semoga kau mampu menggantinya. “subhanallah, semoga kita berjodoh” kataku dalam hati. Ku bergegas tuk pulang, ku ingin minta maaf dan menceritakan hari ini pada ibuku, tak mau ada hal yang ku tutupi darinya, karena ku sadar, semenjak ku mengagumi Arya, tetapi kecuekannya yang ku dapatkan, sifatku di rumah berubah, seperti bukan diriku sebenarnya.

Cerpen "Adikku dan Epilepsy"

ADIKKU DAN EPILEPSY Aku termenung disudut rumah sendiri berteman buku pelajaran yang membosankan bagiku. Besok aku ujian, ya begitulah umumnya mahasiswa, belajar giat ketika dekat waktu ujian. Akupun menjadi mahasiswa pada umumnya, bagiku belajar jauh-jauh hari itu tidak evektif , tidak ada tenaga pendorongnya, bagaimanapun aku percaya The power of kepepet. Belum sempat aku membaca, dan menghafal serta memahami buku itu, pikiranku keburu mubeng melihat buku-buku tebal tertumpuk di depanku, dan semangatkupun menjadi pudar. Akupun berdiri, dan berjalan ke dapur, berharap ada makanan yang dapat menemaniku belajar. Ku lihat di dapur jajanan pasar, makanan khas desa, seolah memanggil ku untuk mengambilnya, dan memakannya. Aku telah memegangnya dan hendak ku cicipi, belum sempat makanan itu menempel lidahku, aku terkaget mendengar suara,,,Prak,, Debog.. dari depan rumah. Aku segera berlari menuju sumber suara, ku lihat adikku Bambang Irawan telah tergeletak, kejang-kejang, meronta dan keluar busa dari mulutnya. Keempat adikkupun berkerumun ingin membantunya, tapi mereka hanya sebatas melihat, karena sudah ada ibuku yang membantu mengusap busa dimulutnya serta memiringkan kepalanya agar aliran nafasnya tidak sumbat. Mukin adikku hanya bisa melihat tapi aku masih bisa membantu ibuku meluruskan kakinya, mengambil bantal untuk sandaran kepalanya serta menbantu mengangkatnya ke lantai. Sebenarnya kalau tanpa dipindahkan tidak masalah, namun ibuku terlalu kasihan membiarkan adikku tergeletak tak berdaya diatas pasir, halaman rumah. Ku lihat adikku Bambang telah berangsur membaik, nafasnya tidak terengah-terengah lagi, busa dari mulutnyapun terhenti, dan setelahnya iapun tertidur, melepas kelelahan melawan kejang epilepsy yang bersemayam di dalam dirinya. Ku lihat ibuku berjalan ke dalam rumah dan kembali membawa selimut dan ia tutupkan di atas badan adikku yang malang itu. Aku melanjutkan belajarku yang tertunda karena makanan dan adikku. Sekarang ada makanan disamping buku-buku yang akan ku pelajari, namun pikiranku tak sanggup ku buka lagi, tertlalu penuh dengan bayangan-bayangn adiku tadi. Memang benar, nasibnya teralu malang, pikirku, ia tak bisa hidup normal seperti kami, kakak dan adik-adiknya, maupun hidup normal seperti orang lain, tak dapat bermain bebas, dan ruang geraknyapun terbatas, sehingga terpaksa ia harus ikhlas bersetatus tamatan SD, sedangkan aku kakaknya dapat bersekolah hingga menjadi mahasiswa, 2 adiknya pelajar SMP, 1 anak SD dan yang bungsu belum bersekolah. Kami 9 bersaudara, aku anak ke 4 dan ia anak ke 5, anak penengah yang diharapkan menjadi tempat memecahkan seetiap persoalan keluarga, tetapi melihat kondisinya yang demikian, akupun ragu, ia dapat berperan sebagai penegah Kami kakak beradik, namun, jarak kelahiran kami yang terlampau dekat, hanya 1 tahun, serta, hari lahir kami yang sama, menjadikan kami mempunyai banyak persamaan dan seolah anak kembar. Ikatan batinku dengan dia lebih rekat dibandingkan ikatan batinku pada ke 4 adikku yang lain, meski kami kadang saling iri dan sering kali bertenngkar, dan ketika kami bertengkar, ibuku yang mererai, karena kakak-kakakku merentau dan ayahku selalu diladang dari padi hingga sore. Itu dulu, ketika aku masih anak-anak dan ketika epilepsy yang bersemayam dalam dirinya belum separah sekarang. Waktu kecil ia masih dapat bermain, berlari-lari bersama teman-teman sekolah SDnya, keceriaanya terputus ketika ia menginjak kelas enam SD. Tak tahu asalnya dari mana penyakit itu datang, ayah dan ibukupun tak tahu, apalagi aku. Kelas 2 SD, kulihat dari hidung bambang adikku, keluar darah yang tak henti-henti, malamnya ia kejang, dari keluarga sudah membawanya ke puskesmas, karena kami hanya mampu membawa ke puskesmas. Setiap hari khususnya malam, adikku kejang, tak lama hanya kurang lebih1 menit, sehari 2 kali waktu itu. Namun sekarang setiap tahun, presentasi waktu kejangnya semakin padat. Hingga pada usianya yang hampir 18 thn setiap harinya tak kurang dari 20 menit, ia kejang dan mengeluarkan busa bahkan setiap malam ia membangunkan kami dengan menjerit dan berteriak sendiri, setelah paginya kami bertanya padanya, ia tak sadar berteriak atau bahkan tak sadar membentak ibuku, orang yang selalu membantunya dan ada disampingnya. Ia kehilangan kesadaran mungkin selain epilepsy yang bersemayam di badannya, aku pikir, setan atau jinpun ikut singgah di raganya Tidak setiap malam ia berteriak dan membantak kami, biasanya pada saat-saat tertentu, atau pada kondisi tertentu, misalnya pada saat ia paginya terlalu kelelahan mencari kayu bakar, atau karena ia melakukan ibadah, sehingga kami pikir ketika ia mau sholat dan berzikir kepada Allah, seolah di dalam dirinya ada yang marah. Pernah aku melihat, dan mendengar, ibuku berdoa dalam sholatnya, yang intinya ia bertanya padaNya, apa salahnya dan suaminya sehingga Allah berikan cobaan epilepsy untuknya. Aku merenung memikirkan ayah ibu serta kemalangan nasib adikku. Apakah nanti adikku dapat berkeluarga, apakah ada wanita yang mau menikah dengannya, sedangkan dia, setiap harinya tak kurang dari 50 kali ia kejang-kejang dengan mulut berbusa, hidupnya harus berhati-hati terhadap air, dan api, maupun benda-benda tajam yang membahayakannya, sedangkan kami keluarga biasa, bukan orang yang bergelimangan harta. Aku terlalu jauh berpikir, semakin aku berpikir, otakku semakin tertutup memasukkan bahan ujian diotakku. Aku berdiri dan berjalan lagi masuk rumah, tak ku lihat Bambang di tempatnya, ku pikir ia telah pergi lagi, tak tahu kemana, biasanya ia main kerumah Wa KO saudara kami di belakang rumah, duduk diterasnya, dan mengobrol disana. Ku tahu secara naluri ia ingin hidup normal, kalau bisa ia ingin sekali bermain dengan teman-teman SDnya, naik sepeda bersama, yang tentunya teman-temannya sekarang saya yakin telah menjalani hidupnya masing-masing baik sekolah maupun berkerja. Kami tak kwatir jika Bambang main di Wa KO , karena Beliau sudah paham dengan penyakit adikku dan akan membantunya. Ku lihat ibuku sedang menggoreng tempe dan akan memasak sayur kangkung kesukaanku.”Ku bantu ya Bu? Tanyaku padanya, ku lirik wajah tuanya yang lelah dan ku dengar ia berkata “ Tidak usah Sri, kamu harus belajarkan? Besok ujian, jangan sampai nilaimu rendah, nanti beasiswa kualihmu dicabut”. Aku hanya tersenyum dan segera ku potong sayuran kangkung yang dari tadi berdiam diri sendirian tak terjamahkan, dan ku katakana padanya”santai saja Bu, masalah beasiswa, insya Allah masih aman, nilai saya juga masih diatas nilai minimal yang ditentukan universitas” “Bambang kemana Bu?” tanyaku padanya mengalihkan pembicaraan, meski ku tahu kemana biasanya ia pergi”main ke Wa KO” katanya aku hanya terdiam, sejujurnya aku ingin berkata sesuatu, agar ikhlas dengan penyakit anakknya namun aku bingung menyampaikanya, karena ku sadar aku hanyalah anak yang tak tahu apa-apa tentang beban orang tua. “Sri, apakah penyakit epilepsy tidak dapat disembuhkan? Mendengar pentanyaannya, aku sedikit kaget namun aku merasa mempunyai kesempatan untuk menyampaikannya. “bu, semua penyakit itu ada obatnya, kecuali kematian, demikian juga epilepsy” ku berhenti sejenak ku lihat ibuku tak merespon, ku tahu mesti bayak pikiran yang bersemayam dalam kepalanya. Ku lanjutkan pernyataanku” Bu, bukankah ibu dan ayah telah berusaha keras, habis-habisan mengobati bambang, mukin Allah belum memberi kesembuhan, sekarang ibu tawakal saja menyerahkan semuanya pada kehendak Allah, Bu Allah itu memberi yang terbaik untuk makhluknya, termasuk memberi epilepsy pada Bambang, mesti ada baiknya. Kalau dipikir-pikir, itu lebih baik buat bambang, coba bayangkan, kalau Bambang sehat, bisa jadi ia akan sangat nakal, sakit saja dia bandel, apalagi sehat, bisa-bisa hari-harinya di luar rumah. Selain itu, bukannya selama ini yang menemani ibu di rumah itu Bambang?, mana bisa saya, dan adik-adik lain, menemani ibu, kitakan sering di luar rumah, kita harus sekolah. Dan satu lagi Bu, saya mendengar hadis nabi, bahwa suatu ketika, Nabi Muhammad Saw, kedatangan seorang wanita yang minta di do’akan, agar ia sembuh dari penyakit epilepsynya, namun Nabi menawarkan padanya, dapat nabi do’akan dan ia sembuh, atau ia ikhlas dengan penyakitnya dan mendapat surgaNya, wanita itu memilih ikhlas dan minta dido’akan agar ketika kejang-kejang auratnya tidak terbuka. Jadi bu, semoga saja Bambang akan mendapat surgaNya kelak, amin, karena kehidupan surga itu lebih enak dari pada dunia ini” ku hentikan ceramahku yang kepanjangan dan terdengar sok piter itu, lagi-lagi kulihat wajahnya yang hampir selesai menggoreng tempe, ku lihat senyuman kecil dari bibirnya, aku meresa lega. Ia sadar aku melihatinya, iapun mengalihkan pembicaraan dengan berkata” ini sri , tempe gorengnya dah matang, kamu bisa mencicipi, untuk kangkungnya, kamu saja yang masak ya? Ibu mau melihat dan mengantarkan tempe goreng ini ke Bambang” aku tersenyum dan tertawa dalam hati ku jawab”iya bu” ku lihat ibuku pergi, berjalan ke rumah Wa Ko, dengan beberapa potong tempe goreng di dalam piring di tangannya.

Rabu, 16 Mei 2012

puisi

Makna Hidupku

Ku berpikir tentang kehidupan
Kutemukan kejenuhan
Kuberpikir tentang kematian
Kutemukan ketakutan
kujalani hidup apa adanya
ku dapati kekosongan jiwa
kujalani hidup dengan agama
kutemukan kepastian
kepastian hidup lebih utama
kumerenung dalam kesepian
kutemukan kesendirian
kutemukan kebencian
kutemukan kegundahan
kutemukan kemarahan
bukan hidup seperti ini yang ku mau
bukan banyaknya waktu yang terbuang
bukan banyaknya makanan yang dimakan
bukan banyaknya pujian yang dilontarkan
bukan kemunafikan yang kulakukan
hidupku lebih berharga
jika berguna
dan hidup lebih tenang
jika dengan agama kita bisa istiqomah

artikel

Hay mahasiswa apa yang kau lakukan membelakangi yang harus dilakukan Inilah kehidupan kami sebagai mahasiswa dengan segudang talenta membuat kami lupa tujuan kami sebelumnya. Lupa akan impian besar kami tempo dulu. Waktu SD tak sedikitpun terlintas menjadi mahasiswa, impian waktu itu hanyalah bermain, kelak ketika dewasa menjadi manusia yang dikagumi, membanggakan keluarga, kalau perlu menjadikan teman iri pada kami. Kami sadar orang tua kami tidak cukup uang untuk menyekolahkan kami sampai sarjana. SD,SMP,SMA telah kami lewati meski sedikit krikil dan kesabaran berjalan bersamaan. Sehingga sempat dalam hati kami berjanji, kami meminta , kami harap, kepada Allah, ingin rasanya kami kuliah, kami janji akan belajar giat, meraih prestasi, menjadi kebanggaan ayah ibu, menjadi contoh, meraih mimpi-mimpi besar kami tempo dulu. Sekarang kami telah menjadi mahasiswa sekarang apa yang kami lakukan ?? apakah benar kami membuat bangga mereka, apakah benar kami berprestasi, diluar dugaan kami, krikil kecil sewaktu memperjuangkan sekolah dulu berubah menjadi batu besar yang menimpa kami, kesabaran yang dulu menyertai kami sekarang kepasrahan pada hawa nafsu yangbersemayam dalam diri kami. Menjadikan batu yang menghadang kami semakin besar dan membuat kami meyerah pada arus, arus moral sesat mahasiswa yang jelas-jelas merusak kami, itu semua Karena tipisnya iman yang ada dalam kalbu kami. Kadang kami bertanya dalam hati apakah masih ada kesempatan untuk bangkit? Seolah kami malu melangkah, dan seolah Allah tidak mau menatap kami lagi, melihat diri kami yang hitam karna terbawa arus pergaulan tanpa kendali. Teori-teori kebaikan sering kami dengar bahkan sesekali kami ucapkan itulah setan yang membantu mengikis keimananku. Bukan salah setan, kami dengar Allah memberi kami pendengaran, penglihatan dan mata hati tapi seolah hati kami mati dan yang membunuh hati kami adalah kami sendiri. Berbagai tameng kami gunakan guna menutup keburukan kami, berbagai alasan kebaikan kami syiarkan melindungi dosa-dosa kami, dosa kecil menurut kami tapi mungkin dosa kecil itu menggunung menjadi dosa besar. Gejolak muda kami membuat kami lupa diri, kekuatan muda kami membuat kami percaya diri dan berbagai talenta kami membuat kami berani tak perduli, masa bodoh hidup diakherat, umur kami yang muda membuat kami yakin ada waktu untuk bertaubat. Jika kami merenung dalam kesendirian, dalam kegelapan, mengingat mereka dibalik hidup kami dulu sebelum menjadi mahasiswa, ingin rasanya kami menangis dalam kesendirian yang menurut kami tidak ada gunanya. Kami iri pada mereka yang perduli pada kemiskinan, ketidakadilan, dan kerusakan alam, bahwa begitu mulianya mereka mahasiswa yang berguna, adakah waktu kami untuk berubah?? Tunjukan jalannya Allah!!!

Skenario Allah dalam do'a kita

Menjadi mahasiswa prodi pendidikan Administasi Perkantoran (P.ADP) 2012 fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Yogyakarta(UNY), tidak pernah saya impikan apa lagi saya cita-citakan, karena saya sadar terlahir dari pasangan Casmid dan Sairoh, orang tua saya yang hanya petani biasa dengan lahan menyewa lebih-lebih saya anak ke 4 dari 9 bersaudara rasanya terlalu berani berkeinginan kuliah. Tahun 2004 ketika dinyatakan lulus dengan nilai yang standar saja yaitu rata-rata tidak sampai 8, saya bersikeras tidak mau berhenti, saya memaksa agar disekolahkan minimal SMP, saya tidak mau mengikuti jejak ke-3 kakakku yang hanya lulusan SD dan berkerja di Warung Tegal sebagai pembantu yang penghasilannya tidak sampai 4 ratus ribu perbulan. Setiap seusai sholat fardu saya sempatkan berdoa kapada yang Maha menetapkan segala sesuatu, yang mampu membolak-balikkan hati manusia, dan sanggup mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Alhamdulillah do’a saya didengarNya dan dikabulkan olehNya, orang tua menyekolahkan saya di SMP N I Dukuhturi. Sudah menjadi sifat manusia yang tidak pernah puas, ketika sudah diizinkan sekolah hingga SMP ternyata batin saya belum puas, timbul keinginan untuk melanjutkan sekolah hingga SMK. Setiap selesai sholat fardu saya sempatkan berdo’a padaNya, agar saya dapat sekolah sambil berkerja syukur-syukur dapat sekolah gratis dapat gaji pula karena terinspirasi dengan STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara). Saya bukan hanya pandai berdoa tanpa ada usaha, saya menyadari bahwa Allah akan memutuskan segala sesuatu untuk kita yang terbaik menurutNya dan sesuai dengan usaha yang kita tunjukan kepadaNya. Selama menjadi siswa SMP dari tahun pertama hingga sekarang kadang saya sempatkan puasa senin kamis, lebih-lebih dalam ujian ataupun ulangan saya selalu berusaha untuk mengerjakan sendiri sehingga sepenuhnya nilai yang saya dapatkan murni 95% hasil sendiri sedangkan 5%nya itu saya dengar dari teman-teman yang saling berbisik. Bagi saya cukup Allah yang menilai usaha kita, karena pada dasanya Allahlah yang membuat keputusan akhir untuk kita. Semangat melanjutkan SMK benar-benar membara dalam diriku, ku jelaskan kepada orang tua bahwa lulusan SMP tidak menjamin mendapatkan pekerjaan yang layak, saya gunakan alasan itu mengingat orang tua saya yang hanya lulusan SD. Sebenarnya itu bukanlah alasanku untuk melanjutkan ke SMK, alasan sebenarnya saya termotifasi oleh halaman sampul belakang buku Lembar Kerja Siswa(LKS) Bhs. Indonesia yang isinya” Saya anak Indonesia tidak perduli kelak akan menjadi apa, tapi yang pasti impian saya adalah sekolah setinggi-tingginya” Hidup ini memang penuh misteri, segala sesuatunya tidak bias di tebak, dan Allahlah penulis Skenario hidup kita, demikian yang saya alami ketika awal lulus SMP dan Mendaftar di SMK N I Dukuhturi. Orang tua sewaktu saya dinyatakan lulus SMP di dalam dompetnya tidak ada uang lebih, hanya cukup untuk makan sehari-hari, melihat hal itu rasanya pesimis mereka akan menyekolahkan saya, namun Allah mahir membolak-balikkan hati manusia, Ayah saya bersedia menyekolahkan saya dengan menggadaikan kalung emas ibu di penggadean. Subhanallah ternyata Allah memberi penerangan kepada Ayah saya melalui Wali Kelas saya pak Ali Shodikin, agar saya lebih baik melanjutkan. Saya senang dengan matematika terbukti dengan nilai ujian nasional matematika saya yang mutlak angka 10, sehingga saya tertarik mengambil progam kejuruan Akuntansi. Namun, apa dikata, Allah memang telah mengabulkan do’a saya tetapi Allah berkehendak lain, saya masuk program kejuruan Administrasi perkantoran, jurusan yang tidak saya sukai apalagi saya inginkan. Meski terpaksa saya mencoba menerima kenyataan itu, daripada tidak sekolah. Sekali lagi Allah menguji keikhlasan saya, awal menjadi siswi SMK N I Dukuhturi terdengar wacana bahwa bagi siapa yang nilai ujiannya masuk 15 besar di sekolahnya berhak gratis SPP selama 6 bulan. Ingin rasanya saya marah dengan Allah, saya belajar serius, ibadah saya lakukan, tidak mencontek, waktu try out 3X saya selalu masuk 10 besar namun ketika hasil kelulusan ternyata saya duduk di urutan ke 17, sehingg beasiswa gratis SPP 6 bulan itu bukan untuk saya. selama menjadi siswi SMK N I Dukuhturi merupakan hal berat bagi saya karena saya harus ikhlas tidak membeli makanan saat istirahat mengingat uang saku saya Cuma seribu rupiah itupun tidak setiap hari, lebih-lebih saya memakai sepeda ke sekolahnya sehingga uang saku untuk berjaga-jaga barang kali ada sesuatu dijalan Selama perjalanan kurang lebih 30 menit itu. Ada manfaatnya juga dengan tidak beli makanan saat istirahat, karena waktu istirahat saya gunakan untuk bermain di Perpustakaan sekolah.membuka jendela dunia disana. Seperti yang saya katakana bahwa Allah itu pembuat scenario terbaik hidup kita, jurusan administrasi prkantoran yang saya jalani dengan ikhlas meski tidak suka ternyata mengantarkan saya diterima menjadi mahasiswa penerima Bidik Misi di UNY, tanpa biaya pendidikan sepesrepun plus dapat gaji perbulan, bisa jadi kalau saya ngotot minta akuntasi sebagai jurusan saya kemungkinan kecil saya mendapatkan beasiswa itu karena juara 2 lomba kompetensi siswa (LKS) tingkat kabupaten itulah yang dipertimbangkan dalam penyeleksiannya. Selain itu do’a-do’a saya tentang beasiswa tempo dulu sengaja Allah simpankan dan baru dijawab setelah saya lulus SMK. Bahkan sebelumnya saya sempat pesimis dapat Bidik Misi mengingat lulusan bulan april, Pengumuman Bidik Misi bulan Juni sehingga waktu sebulan setengah saya isi dengan berkerja di Bogor, akibanya sayapun mengalami kebingungan antara berkerja dengan penghasilan 8 ratus ribu perbulan atau kuliah. Hati saya condong kuliah namun saya memikirkan orang tua, yang sudah lama ingin agar saya berkerja sehingga dapat memberi penghasilan untuk mereka selain itu meskipun kuliah tidak dipungut biaya namun jarak Tegal-Yogyakarta cukup jauh, pulang pergi 120ribu, tempat tinggalpun belum ada, tidak ada sanak saudara pula, namun berbekal kepercayaan kepada Sang penulis Cerita Hidup saya, dalam do’a yang saya panjatkan ditengah malam setelah sholat istiharoh, kupastikan langkahku untuk kuliah, dengan ridhoNya meluruskan segala urusanku untuk kuliah.

cerpen

Tersenyumlah Nisa Sahabat Karibku “ Nis, subhanallah banget, film tadi itu bagus banget, insfiratif, dan menarik tentunya” sepanjang jalan pulang tak habis-habisnya ku mengoceh tentang film yang 15 menit lalu kami tonton di dalam bioskop tentunaya. Namun hanya senyuman yang nampak dari bibir mungilnya yang terlihat setiap aku selesai berbicara. Ku hentikan ceritaku dan mencoba untuk serius dan bertanya” kenapa Nis? Apakah kamu ada masalah? Kemana perginya kecerewetan kamu yang unik itu?” ku lirik ia yang tiba-tiba tertawa dan berkata ”tidak ada, Syah, saya Cuma lapar belum makan pagi” aku kaget sejenak dan sempat terbengong hingga secara mendadak akupun tertawa dan berkata ”walah, ternyata kelaparan ya? kenapa ga bilang dari tadi? ayo kita mampir ke Warung Dasyat depan jalan makan mie ayam kesukaanmu? Sambil menganyunkan jari telunjuk kanannya mirip adegan Shahrulkhan dalam film india”Kuch kuch ho ta hai” iaa berkata” enggalah, aku masak sendiri di kos, kamu tahu itukan? Ku lihat wajahnya, sepertinya ada yang disembunyikan dariku. “wah iya aku lupa, kalau gitu boleh dong aku ikut makan dikosmu? kita berteman sudah setahun, tetapi sedikitpun aku belum pernah mencicipi masakanmu” mendengar perkataanku sambil membuang bunga kumis kucing yang ia dapatkan dijalan tadi katanya sambil senyum “ jangan sekarang ya Syah? kamarku lagi berantakan, aku juga belum ke pasar, jadi kapan-kapan saja” belum sempat ku menanggapi, ia sudah menyodorkan tangannya memberi tanda hendak berpisah, akupun menyodorkan tanganku berjabat tangan, hal itu biasa kami lakukan ketika berjumpa maupun berpisah agar kami saling memaafkan setiap kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang kami buat, sambil mengucapkan salam iapun pergi berjalan menuju kosnya yang 2X3 itu, tanpa isi yang lengkap hanya tikar berbantal baju yang dibuntel menjadi satu, ironis memang ,jika melihatnya, bagi mereka yang belum mengenalnya tentu akan merasa kasihan, namun saya telah mengenalnya, uang beasiswa yang ia dapatkan cukup banyak, 600 ribu perbulan, tabungannya pun lumayan, hampir setiap bulan ia menyisihkan minimal 300ribu, kalau ia mau tentu orang tuanya dapat mengiriminya lagi, namun ia bertekat tidak mau melibatkan keluarganya apalagi orang lain untuk membantunya. Ia juga salah satu orang yang tidak suka dengan kenikmatan-kenikmatan yang berlebihan, ia hanya mau kecukupan, sederhana, dan hidup secara biasa. Unik pikirku, hanya sedikit orang yang berpikiran seperti dia, bahkan akupun masih sulit menirunya.andai aku seorang pria tentu dia menjadi idamanku pikirku dalam hati. Akhirnya akupun berjalan sendiri menuju kosku, 15 menit dari gang kos Nisa, orang lalu lalang, ada yang bersepeda, motoran, bahkan mobilan, anak-anak di lapangan sedang asyik bermain bola, ibu-ibu asyik duduk-duduk berbincang-bincang hal yang tak ku tahu dan yang pasti ga mau ku tahu,dan ada kakek tua memakai baju kusut berwarna abu-abu yang sedang memperbaiki atap rumah, bahkan teman yang menyapaku sambil menaiki sepeda motor merahnya yang saya rasa itu Budi tidak aku tanggapi, pikiranku masih melayang pada sahabatku Nisa, yang ku kenal 1 tahun yang lalu tepatnya waktu ospek. Gadis desa anak petani biasa yang mendapatkan beasiswa kuliah gratis dari pemerinta tentu tidak saya impikan sebelumnya, itu hal luar biasa yang Allah berikan padaku. Sambil berjalan seorang diri menuju kosku, ku coba mengingat kenangan indah saat pertama mengenalnya. Ia gadis cantik dan lincah plus mempunyai percaya diri yang tinggi yang pernah saya lihat, dari sekumpulan mahasiswa baru yang bekumpul tanpa memandang SARA, bersama-sama mendengarkan hal-hal yang jujur aku ragukan kegunaanya melalui serangkaian acara penyambutan mahasiswa baru dari senior kami. “siapa diantara kalian, yan berani maju kedepan dan mencerritakan tentang siapa kalian” itu teriakan dari senior kami, dari barisan tengah deretan ke tiga ku lihat ada yang mengangkat tangan dan berjalan kedepan dengan PDnya, menyambar mix yang tersedia dan mulai memperkenalkan dirinya dimuka umum. Berani sekali pikirku, tapi akupun tidak terkejut, dan saya yakin teman-teman yang lainpun berpikiran yang sama denganku tentang dia, mengingat sejak awal memang dia yang paling PD diantara kami. Namanya Khoerunissa, lahir 18 tahun yang lalu, bintangnya Pisces, dan yang mengagetkan ternyata dia satu kota dengaku yaitu Tegal, meski bukan satu kecamatan apalagi satu desa, tapi saya cukup senang mengenalnya, karena sejak awal entah mengapa aku senang melihanya, seolah-olah ia teman akrabku. Ospek hari terakhir, mati lampu, sedangkan Hpku batu batrenya habis, jam dikospun belum ada, sehingga terpaksa aku datang sedikit pagi, tetapi justru kepagian, terbukti dari heningnya kampus tanpa satupun mahasiswa baru selain aku, hanya terlihat senior yang berkerja keras menyiapkan ospek penutupan hari ini. Untuk menghilangkan keboringanku, akupun mencari tempat untuk duduk dan mencoba menyalurkan hasrat menulisku, dan ku temukan tempat duduk kosong depan perpustakaan kampus yang mengarah pada lapangan tempat kami duduk berkumpul mendengarkan dan mengikuti serangkaian acara ospek yang membosankan bagiku. Setelah ku keluarkan buku catatan baruku, menggantikan bukuku yang hilang di bis waktu berangkat dari Tegal ke Jogya kemarin, meski berat memulai dari awal, tetapi tidak ada salahnya. Satu hal yang ku pikirkan untuk mencari tema ceritaku, yaitu kisahku. Ku mulai menggerakkan penaku dalam buku itu, menuangkan kata demi kata menjadi kalimat yang telah ku rangkai di otakku sebelumnya. Baru selesai satu paragraph aku menulis, terdengar suara lembut dari belakangku sambil menyodorkan sesuatu yang sepertinya aku mengenalnya”Syah, bukankah ini bukumu? Saya temukan di bis 7 hari yang lalu, dan aku melihat fotomu juga sehingga aku yakin ini tentunya buku kamu.”ku ambil buku itu dan ku buka-buka isinya ternyata memang benar ini bukuku, senang rasanya hatiku menemukan sesuatu berharga yang sempat hilang.” Terima kasih Nis, kau tahu buku ini, penting bagiku” ku lirik wajah cantinya, ia tersenyum dan duduk disampingku sambil berkata “iya, aku tahu, tapi sebelumnya aku minta maaf karena aku membaca isi buku itu, tapi aku rasa aku sedikit banyak mengenal dirimu, dan saya yakin kita bisa jadi teman akrab, apakah kamu mau menjadi temanku? Jujur mendengar ucapannya hatiku senang sekali, selama inipun aku dijogja belum mendapatkan teman “Iya tentu” kamipun saling bercerita, berbagi pengalaman bahkan cerita kami masih berlanjut dalam forum ospek yang seharusnya mendengarkan materi, tapi rasanya seperti sihir, kami benar-benar cocok. Terdengar suara sirine ambulan membangunkan pikiranku tentang dia tempo dulu, dan akupun kaget tenyata gang arah kosku terlewat, hingga akhirnya ku harus banting setir memutas arah. Sehingga akhirnya sampai kos juga, cukup lelah kakiku berjalan hampr 30 menit dari bioskop ke kos, “coba kalau punya kendaraan tentunya tidak selelah ini”pikirku dalam hati ku buka kunci kamarku, kurebahkan badanku, hendak memejamkan mata, tidur sejenak menghapus kelelahan dan kepenatan otakku memikirkan sifat dia yang ku rasa janggal, belum sempat kupejamkan mataku Hpku berdering, terlihat nomor baru memanggil, kuangkat telponya, bertanya siapa, ada apa? setelah beberapa detik tak terdengar suara, tenyata Nisa, belum ku bertanya kenapa nomornya ganti ia berkata “ Syah aku ini keterlaluan ya?”ko bisa?”kataku. “kau tentu tahu perubahan sikapku setelah melihat film tentang ibu tadikan? Ada beberapa hal yang belum kau tahu Syah, tentang diriku, bahwa semenjak 3 bulan di Jogja aku belum pernah komunikasi dengan keluarga, hatiku sekarang keras seperti batu, kepekaanku dan rasa perduliku terhadap keluarga di rumah seolah hilang, ketika mendengar adikku sakitpun hingga dirawat, tak sedikitpun aku sedih, dan bahkan aku sekarang cenderung angkuh, berdoa padaNyapun tidak, setiap kewajibanNya sebatas aku laksanakan biasa-biasa saja, mukin ini hukuman dariNya, HPku hilang tadi, waktu ku tinggal mandi, sekarang aku pinjam Hp Yeni, seolah-olah ini teguranNya, kemarin-kemarinpun hatiku mengalami kegundahan,pikiranku kalud, hatiku tak tenang, seolah-olah hidup tetapi terasa mati, hari ini aku putuskan pulang ke Tegal, berharap di rumah jiwaku yang pergi dapat kembali, saya minta maaf kalau punya salah ya? Doakan aku semoga sampai tujuan, sudah ya? dah Syah, sampai ketemu nanti, aku berlibur seminggu di Rumah tolong di ijinkan. Makasih.” Ia menutup telponnya tanpa mengijinkan ku berbicara sedikitpun, tapi sedikitpun aku tak marah dengan sifatnya itu, karena saya mengenalnya, sifatnya itu menunjukan bahwa sedang bingung dan galaunya hatinya. Ku tulis sms pesan singkat dinomor yang dipakainya “Nis, hati-hati di jalan, kalau memang lebih baik pulang, jangan ragu untuk pulang, jemput senyum dan keceriaanmu di Tegal, kalau sudah ketemu, marahin dia dan ikat dia jangan sampai lepas, jangan biarkan dia pergi lagi, aku ingin melihatnya” setelah tekirim, ku lanjutkan tidur ku yang tertunda.

Kamis, 03 Mei 2012

pengetahuan umum

Ekspor Impor Indonesia BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Negara-negara manapun di dunia ini tentu tidak terlepas dari akitifitas perdagangan dengan negara lain, seiring perkembangannya maka tiap negara memiliki komoditas andalan untuk diperdagangkan dengan negara lain. Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda satu sama lain yang tidak terdapat di negara lain, suatu negara yang membutuhkan komoditi yang tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan negara lain sehingga terjadilah kegiatan ekspor dan impor tiap negara. Karena pentingnya hal itu maka tiap negara melakukan kebijakan ekspor-impor. Ekspor impor merupakan kegiatan perdagangan yang memerlukan perhatian khusus bagi pemerintah kita dimana begitu beraneka ragamnya permasalahan yang dihadapi. Oleh karena dilatarbelakangi hal itulah penulis mengangkat judul “Ekspor dan Impor Indonesia”. 2. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : • Bagaimana Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia? • Bagaimana kondisi ekspor impor indonesia dewasa ini? • Apa saja faktor-faktor pendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional? 3. Tujuan Penulisan Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Teori Ekonomi Makro Lanjutan yang dibimbing oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan. Selain itu juga sebagai pembelajaran untuk penulis sendiri untuk berbagi ilmu kepada pembaca dan menambah pengetahuan tentang ekspor impor. BAB II Kajian Teori 1. Model Ricardian Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara. 2. Model Heckscher-Ohlin Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional. Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal. BAB III Pembahasan 1. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi oleh komoditi non migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas. Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan deregulasi di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan ekspot non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah mencapai 83,88% dari total nilai ekspor Indonesia, sementara pada tahun 1999 peran nilai ekspor non migas tersebut sedikit menurun, menjadi 79,88% atau nilainya 38.873,2 juta US$ (turun 5,13%). Hal ini berkaitan erat dengan krisis moneter yang melanda indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Tahun 2000 terjadi peningkatan ekspor yang pesat, baik untuk total maupun tanpa migas, yaitu menjadi 62.124,0 juta US$ (27,66) untuk total ekspor dan 47.757,4 juta US$ (22,85%) untuk non migas. Namun peningkatan tersebut tidak berlanjut ditahun berikutnya. Pada tahun 2001 total ekspor hanya sebesar 56.320,9 juta US$ (menurun 9,34%), demikian juga untuk eskpor non migas yang menurun 8,53%. Di tahun 2003 ekspor mengalami peningkatan menjadi 61.058,2 juta US$ atau naik 6,82% banding eskpor tahun 2002 yang sebesar 57.158,8 juta US$. Hal yang sama terjadi pada ekspor non migas yang naik 5,24% menjadi 47.406,8 juta US$. Tahun 2004 ekspor kembali mengalami peningkatan menjadi 71.584,6 juta US$ (naik 17,24%) demikian juga ekspor non migas naik 18,0% menjadi 55.939,3 juta US$. Pada tahun 2006 nilai ekspor menembus angka 100 juta US$ menjadi 100.798,6 juta US$ atau naik 17,67%, begitu juga dengan ekspor non migas yang naik 19,81% dibandingkan tahun 2005 menjadi 79.589,1 juta US$. Selama lima tahun terakhir, nilai impor Indonesia menunjukkan trend meningkat rata-rata sebesar 45.826,1 juta US$ per tahun. Pada tahun 2006, total impor tercatat sebesar 61.065,5 juta US$ atau meningkat sebesar 3.364,6 juta US$ (5,83%) dibandingkan tahun 2005. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya impor migas sebesar 1.505,2 juta US$ (8,62%) menjadi 18.962,9 juta US$ dan non migas sebesar 1.859,4 juta US$ (4,62%) menjadi 42.102,6 juta US$. Pada periode yang sama, peningkatan impor terbesar 54,15% dan non migas sebesar 39,51%. Dilihat dari kontribusinya, rata-rata peranan impor migas terhadap total impor selama lima tahun terakhir mencapai 26,15% dan non migas sebesar 73.85% per tahun. Dibandingkan tahun sebelumnya, peranan impor migas meningkat dari 30,26% menjadi 31,05% di tahun 2006. Sedangkan peranan impor non migas menurun dari 69,74% menjadi 68,95%. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (juta US$), 1980-2006 Tahun Non Migas Migas Total Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor 1980 6.168,8 9.090,4 17.781,6 1.744,0 23.950,4 10.834,4 1981 4.501,3 11.550,8 20.663,2 1.721,3 25.164,5 13.272,1 1982 3.929,0 13.314,1 18.399,3 3.544,8 22.328,3 16.858,9 1983 5.005,2 12.207,0 16.140,7 4.144,8 21.145,9 16.351,8 1984 5.869,7 11.185,3 16.018,1 2.696,8 21.887,8 13.882,1 1985 5.868,9 8.983,5 12.717,8 1.275,6 18.586,7 10.259,1 1986 6.528,4 9.632,0 8.276,6 1.086,4 14.805,0 10.718,4 1987 8.579,6 11.302,4 8.556,0 1.067,9 17.135,6 12.370,3 1988 11.536,9 12.339,5 7.681,6 909,0 19.218,5 13.248,5 1989 13.480,1 15.164,4 8.678,8 1.195,2 22.158,9 16.359,6 1990 14.604,2 19.916,6 11.071,1 1.920,4 25.675,3 21.837,0 1991 18.247,5 23.558,5 10.894,9 2.310,3 29.142,4 25.868,8 1992 23.296,1 25.164,6 10.670,9 2.115,0 33.967,0 27.279,6 1993 27.077,2 26.157,2 9.745,8 2.170,6 36.823,0 28.327,8 1994 30.359,8 29.616,1 9.693,6 2.367,4 40.053,4 31.983,5 1995 34.953,6 37.717,9 10.464,4 2.910,8 45.418,0 40.628,7 1996 38.093,0 39.333,0 11.721,8 3.595,5 49.814,8 42.928,5 1997 41.821,1 37.755,7 11.622,5 3.924,1 53.443,6 41.679,8 1998 40.975,5 24.683,2 7.872,1 2.653,7 48.847,6 27.336,9 1999 38.873,2 20.322,2 9.792,2 3.681,1 48.665,4 24.003,3 2000 47.757,4 27.495,3 14.366,6 6.019,5 62.124,0 33.514,8 2001 43.684,6 25.490,3 12.636,3 5.471,8 56.320,9 30.962,1 2002 45.046,1 24.763,1 12.112,7 6.525,8 57.158,8 31.288,9 2003 47.406,8 24.939,8 13.651,4 7.610,9 61.058,2 32.550,7 2004 55.939,3 34.792,5 15.645,3 11.732,0 71.584,6 46.524,5 2005 66.428,4 40.243,2 19.231,6 17.457,7 85.660,0 57.700,9 2006 79.589,1 42.102,6 21.209,5 18.962,9 100.798,6 61.065,5 2. Kondisi Ekspor Indonesia Dewasa Ini Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai 118,43 juta US$ atau meningkat 26,92% dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor non migas mencapai 92,26 juta US$ atau meningkat 21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65%, 21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor non migas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah. Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap total ekspor non migas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 27,71% terhadap periode yang sama tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor non migas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20%. Jepang pun masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$11,80 juta (12,80%), diikuti Amerika Serikat dengan nilai 10,67 juta US$ (11,57%), dan Singapura dengan nilai 8,67 juta US$ (9,40%). Peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31%, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10%. Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi 12,23 juta US$ bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53%. 3. Kondisi Impor Indonesia Dewasa Ini Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus, sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor untuk barang konsumsi dan bahan baku/penolong selama Oktober 2008 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi 5,99% dan 74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari 17,58% menjadi 19,12%. Sedangkan dilihat dari peranannya terhadap total impor non migas Indonesia selama Januari-Oktober 2008, mesin per pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 17,99%, diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 15,15%, besi dan baja sebesar 8,80%, kendaraan dan bagiannya sebesar 5,98%, bahan kimia organik sebesar 5,54%, plastik dan barang dari plastik sebesar 4,16%, dan barang dari besi dan baja sebesar 3,27%. Selain itu, tiga golongan barang berikut diimpor dengan peranan di bawah tiga% yaitu pupuk sebesar 2,43%, serealia sebesar 2,39%, dan kapas sebesar 1,98%. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 67,70% dari total impor non migas dan 50,76% dari total impor keseluruhan. Data terakhir menunjukkan bahwa selama Oktober 2008 nilai impor non migas Kawasan Berikat (KB/kawasan bebas bea) adalah sebesar 1,78 juta US$. Angka tersebut mengalami defisit sebesar US$9,3 juta atau 0,52% dibanding September 2008. Sementara itu, dari total nilai impor non migas Indonesia selama periode tersebut sebesar 64,62 juta US$ atau 76,85% berasal dari 12 negara utama, yaitu China sebesar 12,86 juta US$ atau 15,30%, diikuti Jepang sebesar 12,13 juta US$ (14,43%). Berikutnya Singapura berperan 11,29%, Amerika Serikat (7,93%), Thailand (6,51%), Korea Selatan (4,97%), Malaysia (4,05%), Australia (4,03%), Jerman (3,19%), Taiwan (2,83%), Prancis (1,22%), dan Inggris (1,10%). Sedangkan impor Indonesia dari ASEAN mencapai 23,22% dan dari Uni Eropa 10,37%. 4. Manfaat Melakukan Ekspor Impor manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut. • Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. • Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. • Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. • Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. 5. Faktor Pendorong Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut : • Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri • Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara • Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi • Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. • Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. • Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. • Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. • Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 6. Problema Ekspor Barang-barang yang diperdagangkan ke luar negeri atau di ekspor terdiri dari bermacam-macam jenis hasil bumi disamping hasil tambang dan hasil laut dan lainnya. Kita mengetahui bahwa masalah ekspor itu bukanlah persoalan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah sebagai ujung dari suatu kegiatan ekonomi yang menyangkut bidang yang amat luas, atau paling banyak dapat dikatakan hanya sebagai salah satu dari satu mata rantai akitifitas perekonomian pada umumnya. Hasil bumi misalnya sebagian dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan milik pemerintah maupun swasta, sedangkan sebagian lagi oleh petani-petani kecil yang bertebaran diseluruh tanah air. Bahkan hasil-hasil itu masih bertebaran di hutan. Akan tetapi semuanya itu tidak akan menjelma menjadi devisa nyata kalau tidak diusahakan. Hasil-hasil itu setidak-tidaknya harus dikumpulkan lebih dulu sedikit demi sedikit dari tempat kecil yang terpencil di pedalaman. Dari situ harus diangkut ke kota dan kemudian dalam umlah yang agak banyak baru diagkut ke pelabuhan yang terdekat. Sampai pada taraf itu Indonesia sudah dihadapkan pada masalah-masalah tertentu, yaitu : A. Masalah pengumpulan dan masalah angkutan darat Masalah pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya mengumpulkan barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari produsen yang tersebar itu. Bidang prasarana ekonomi inonesia memang tidak sempurna, sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan dalam usaha ke arah perbaikan dalam bidang-bidang lain. B. Masalah pembiayaan Rupiah ( Rupiah Financing) Persoalan pembiayaan ini merupakan pesoalan yang penting pula, apakah keuangan sendiri dari setiap pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah tidak perlu bantuan dari bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan lainnya. Kalau demikian halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat memberikan bantuan dalam pemecahan persoalan pembiayaan rupiah ini. Barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya dipungut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang tidak sama, sehingga barang yang dihasilkan belum mempunyai mutu yang seragam, bahkan mungkin sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang masih sedemikian itu sudah tentu belum dapat diperdagangkan ke luar negeri, tetapi masih perlu di olah lebih dahulu. C. Masalah sortasi dan Up-grading (sorting & up-grading) Baik di desa maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah terkumpul harus disimpan dengan baik dan dimasukkan di dalam karung ataupun peti yang kuat sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan selama dalam penyimpanan atau selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun tidak dapat diabaikan persoalan. 7. Aneka Cara Ekspor I. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri. Sesuai dengan perturan devisa yang berlaku maka hasil devisa yang di peroleh dari ekspor ini dapat di jual kepada Bank Indonesia, sedangkan eksportir menerima pemabayaran dalam mata uang rupiah sesuai dengan penatapan nilai kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta, atau juga dapat dipakai sendiri oleh eksportir. II. Barter Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah. Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai (diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya. III. Konsinyasi (Consignment) Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk di jual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan eperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu diluar negeri. IV. Package-Deal Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi Indonesia terutama dengan negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan salah satu negara pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya dan dari negara itu akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan dari negara tersebut dan yang kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka komoditi. V. Penyelundupan (smuggling) Di negara manapun hampir selalu ada, baik perorangan maupun badan-badan usaha yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku. Ada saja dalam perdagangan luar negeri golongan yang berusaha lolos dari peraturan pemerintah yang dianggapnya merugikan kepentingannya. BAB IV Penutup 1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijabarkan di atas bisa disimpulkan bahwa kondisi ekspor dan impor indonesia belum bisa memuaskan disebabkan karena dalam barang non migas indonesia lebih banyak mengimpor daripada mengekspor, bisa dilihat dari data yang telah disajikan. Selain itu, dari sisi ekspor bisa dijelaskan sebagai berikut, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Selain itu pengaruh dari adanya krisis keuangan yang terjadi pada bulan september 2008, menyebabkan ekspor atau permintaan barang dari luar negeri menjadi berkurang. 2. Saran 1. Komoditi ekspor Indonesia seharusnya bukanlah barang baku, sebaiknya indonesia mengolah bahan-bahan tersebut menjadi bahan jadi dan siap dipakai. 2. Penting bagi kita untuk menentukan pasar dan calon pembeli untuk memasarkan barang-barang ekspor. 3. Membuat industri barang-barang yang diimpor dari negara lain didalam negeri sehingga Indonesia bisa memenuhi komoditi-komoditi yang sebelumnya yang diimpor. DAFTAR PUSTAKA Amir MS.1986.ekspor impor. Jakarta: PPM. BPS.2006.data perdagangan internasional indonesia tahun 1980-2006. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Boediono, DR. 1983. Ekonomi Internasional. Jogjakarta. BPFE UGM. Diposkan oleh Makalah di Dunia Ekonomi di 06:28 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz