Laman

Rabu, 18 April 2012

cerpen bersambung "harapan semu seorang pemimpin"

Terpilihnya H. Abdul Aziz al-Qodier sebagai lurah desa terpecil di Irian jaya lantas tidak mengurangi semangatnya untuk duduk di pemerintahan Indonesia di istana Negara yang dikenal dengan gedung putihnya Indonesia. Memang impian beliau duduk sebagai wakil rakyat sudah menjadi impiannya sejak masih remaja. Masa remaja beliau sangatlah berliku dilahirkan dari kedua orang tua yang berbeda daerah. Ayahnya orang Kalimantan dan ibunya orang Sumatra, keluarga aziz tinggal di Maluku karena ayahnya seorang PNS mendapat tugas menyalurkan ilmunya sebagai guru untuk putra putrid Maluku. Mengingat usia 19 thn aziz kuliah di Yogyakarta mengambil SI progam studi Hukum, beliau memilih Yogyakrta sebagai tempat mencari ilmu karena Yogyakarta yang sejak dulu terkenal akan pendidikannya. Karena jurusannya menyangkut masalah hukum azis muda terbiasa dengan informasi pemerintahan yang ia dapatkan dari membaca Koran, melihat televisi, maupun internet. Suatu ketika di pagi yang cerah hai minggu libur kuliah aziz berjalan-jalan melihat kehidupan masyarakat jogya di jalan sebagai bahan laporan tugas sosiologi dengan hukumnya. Cukup lama ia berjalan melihat banyak pengemis dan pengamen di perempatan lampu merah, orang tua rentah yang membawa beban berat dipunggung dan kedua tangannya, dengan semangat mencari rizki Allah, untuk siapa ia berkerja, mau bersusah payah selain untuk anak-anak mereka yang akan menggantikan generasi mereka, namun disisi lain azis melihat mobil-mobi mewah terlintas dengan bangganya, pemuda-pemuda berjalan-jalan naik motor tertawa dengan riangnya,apakah mereka tidak berpikir, bukankah masa muda harus diisi dengan kesungguhan? Sejenak aziz muda berpikir dan merenung. Kenapa ibu pertiwi keadaanya begini? Yang kaya dengan enaknya berjalan-jalan membuang-buang uang bersenng-senang. Pemuda-pemuda Indonesia pengganti penerus bangsa tidak memikirkan rakyat Indonesia, orang-orang miskin semakin sengsara, barang-barang kebutuhan pokok mahal tariff dasa listrik nai, pajak masih wajib untuk mereka, kewajiban-kewajiban mereka jalankan tapi hak-hak mereka tertangguhkan. Siapa yang harus diprsalahkan? Kita menyadari Indonesia Negara yang kaya raya dengan limpahan alamnya, 200jt rakyat Indonesia mempercayakan kepada bebarapa orang sebagai wakilnya yang duduk dipemerintahan untuk mengelolah tanah ibu pertiwi demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Tetapi kenapa kemakmuran bukan untuk rakyat kecil? Tetapi justru untuk petinggi-petinggi saja? Kemiskinan, pengangguran, kebodohan, adalah kehidupan rakyat kecil. Setelah aziz memikirkan dan merenungkan itu semua tumbuh dalam semangat dirinya untuk mengubah Indonesia” aku harus duduk dipemerintahan agar bisa mengubah semua kebijakan Negara yang menyengsarakan rakyat agar membela dan mendukung rakyat” teriak dalam batinya. Setelah 4 tahun kuliah dalam bidang hukum akhirnya saatnya dia lulus. Dia tidak maumenjadi pengacara dia ingin mengabdi di daerah tepencil dan duduk dipemerintahan membawa daerahterpencilnya itu. Akhirnya dia memutuskan mengkuti seleksi PNS untuk daerah Irian jaya. Aziz resmi menjadi PNS dan ditugaskan di Irian jaya sebagai guru bhs. Indonesia Awal kedatangannya di Irian jaya aziz sempat bingung melihat masyarakat yang begitu sederhana ………………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar